Bekerja
sebagai cleaning service merupakan awal mimpinya untuk hidup mandiri dan
dapat membiayai kuliah. Namun, karena kesibukannya bekerja sebagai
cleaning service di restoran cepat saji tersebut, Nurul Atik harus
mengubur impiannya dalam-dalam untuk melanjutkan pendidikannya. Ia malah
membangun sendiri usaha makanan cepat saji yang kini sukses.
Anda pasti pernah mendengar ungkapan: “Orang yang bersungguh-sungguh
pasti akan berhasil.” Ungkapan ini mungkin cocok disematkan bagi seorang
Nurul Atik. Pria asal Jepara ini menapaki kesuksesan dari jalan
berliku.
Mantan cleaning service ini sekarang memiliki Rocket Chicken,
perusahaan waralaba di bidang makanan cepat saji. Kini, ia memiliki 83
mitra di seluruh Indonesia. Ia mendapat pembayaran biaya royalti hingga
Rp 100 juta dari para mitra
.
Sebelum menjadi Presiden Direktur Rocket Chicken, Nurul bekerja
sebagai seorang cleaning service di California Fried Chicken (CFC) di
Semarang, Jawa Tengah. Dari seorang tukang bersih-bersih resto cepat
saji, kini dia menjadi bos resto cepat saji milik sendiri.
Kisah Nurul dalam menapaki dunia kerja berawal ketika ia lulus dari
Sekolah Menengah Atas (SMA), 20 tahun lalu. Lantaran ingin meringankan
beban orang tua, Nurul pun berencana untuk melanjutkan kuliahnya dengan
biaya sendiri.
Sempat menganggur selama setahun mencari pekerjaan, Nurul akhirnya
diterima bekerja di CFC di Jalan Pemuda Semarang. Nurul bekerja sesuai
dengan profesi yang dibutuhkan pada saat itu yakni sebagai cleaning
service alias tukang bersih-bersih di restoran cepat saji itu.
Selama tiga bulan, Nurul menjadi karyawan dengan status trainee. Gaji
pertama Nurul sebagai cleaning service pada saat itu hanya Rp 35.000
per bulan. Ia harus membagi gaji itu untuk kebutuhan makan, kos, dan
biaya transportasi. Dengan jumlah gaji yang pas-pasan tersebut, sering
ia harus berutang pada rekan-rekannya di CFC.
Karena kinerjanya yang bagus, ia kemudian diangkat menjadi pegawai
tetap. Selang tiga bulan berjalan, akhirnya Nurul diangkat menjadi
tukang cuci piring selama empat bulan.
Ia cepat bergeser ke posisi juru masak selama empat bulan. Karena
kinerjanya semakin hari semakin baik Nurul diangkat lagi menjadi kasir
selama enam bulan. Tak hanya sampai di situ, Nurul lalu naik pangkat
menjadi seorang supervisor selama satu tahun.
Nurul juga mengecap posisi sebagai asisten manajer selama dua tahun
di perusahaan yang sama. Karena kekosongan di bagian audit, Nurul
kemudian menggantikan posisi tersebut selama tiga bulan. Tak memerlukan
waktu yang lama, pria yang kini berusia 42 tahun ini mengecap posisi
manajer areal selama dua tahun.
Posisi manajer areal mengharuskan Nurul berkeliling dari kota satu ke
kota yang lain untuk memberikan pelatihan kepada karyawan-karyawan baru
mulai dari berbagai kota di Jawa Tengah seperti Semarang, Magelang, dan
Solo, hingga Yogyakarta.
Dengan kesibukannya bekerja di restoran cepat saji tersebut, Nurul
mengubur dalam-dalam impiannya untuk melanjutkan pendidikan sampai
jenjang perguruan tinggi. “Pada saat menjadi cleaning service, ternyata
jam kerjanya shift sehingga saya tidak bisa membagi waktu antara kerja
dan keinginan untuk kuliah,” tutur Nurul.
Namun, ia tak putus asa. Nurul mempunyai jurus jitu dalam menghadapi
tantangan yang ada di depan mata. “Setiap melangkah kita harus memiliki
niat yang kuat dan harus ditekuni,” tandas Nurul.
Ia juga mengungkapkan, dalam menjalankan segala kegiatan harus
dilandasi dengan percaya diri dan semangat. Menurutnya, ia mendapat
banyak pelajaran selama bekerja di restoran cepat saji CFC. Ia banyak
mendapat ilmu dari rekan-rekannya yang berkerja di tempat tersebut, dari
mulai menghargai hidup sampai pada pengelolaan restoran.
Pada saat bekerja sebagai cleaning service di CFC, Nurul memang tidak
memikirkan jumlah pendapatan atau gaji yang ia terima. Ia hanya terus
berpikir untuk bekerja sambil belajar apa saja yang didapatnya kala itu.
Karena keinginan yang kuat untuk hidup mandiri itu, Nurul memutuskan
mencoba hidup mandiri dengan niat mendirikan usaha sendiri. “Orang tua
pun mendukung sepenuhnya apa yang telah menjadi pilihan saya, hidup
mandiri,” tandas Nurul.
Jiwa wirausaha tidak bisa dipisahkan dengan sosok Nurul Atik. Walau
sudah berada pada posisi yang nyaman di sebuah restoran cepat saji,
Nurul memutuskan membuka usaha dengan mereknya sendiri, Rocket Chicken.
Cuma butuh waktu setahun, restoran yang menjual fried chicken ini sudah
mengembang sampai 83 mitra.
Dengan gaji yang pas-pasan yang ia terima ketika menjadi cleaning
service membuat Nurul Atik harus memutar otak agar ia bisa memenuhi
kebutuhan saban bulannya. Tak jarang, ia harus meminjam uang dari rekan
kerjanya di California Fried Chicken (CFC). Ia juga kerap meminta
tambahan uang ke orang tuanya.
Untuk menghemat biaya hidup, Nurul pun harus mencari tempat kos yang
jaraknya sekitar lima kilometer dari tempatnya bekerja. Tak jarang
dengan alasan pengiritan, ia memilih berjalan kaki sampai satu
kilometer. “Kalau sudah lelah, saya baru naik angkot,” ujarnya
mengenang.
Kamar kos Nurul juga tak kalah memprihatinkan. Dengan luas 3X3 meter,
kamar sewaan itu tak dilengkapi dengan kasur dan perabot lainnya.
Kondisi seperti itu dilakoni Nurul kurang lebih selama lima bulan,
sampai ia mendapat mess dari kantornya.
Buka usaha
Seiring karier yang terus menanjak serta kondisi ekonomi yang terus membaik, pada usia 29 tahun, Nurul pun memutuskan menikah dengan Emy Setiawati, seorang karyawan di sebuah swalayan di Yogyakarta yang baru dipacarinya dua bulan. “Saat itu, saya sudah menjadi manager di CFC Yogya,” ujar Nurul.
Seiring karier yang terus menanjak serta kondisi ekonomi yang terus membaik, pada usia 29 tahun, Nurul pun memutuskan menikah dengan Emy Setiawati, seorang karyawan di sebuah swalayan di Yogyakarta yang baru dipacarinya dua bulan. “Saat itu, saya sudah menjadi manager di CFC Yogya,” ujar Nurul.
Meski begitu, gaji yang diterima Nurul tak mampu memenuhi kebutuhan
selama satu bulan. Apalagi menyusul kemudian pasangan Nurul dan Emy
dikarunia momongan. Makanya, setelah melahirkan anak pertama mereka, Emy
membantu perekonomian keluarga dengan membuka usaha roti.
Meski posisinya cukup baik di tempat kerjanya, keinginan Nurul untuk
membuka usaha sendiri rupanya tak pernah padam. Puncaknya terjadi ketika
krisis keuangan melanda Tanah Air tahun 1998, Nurul memutuskan keluar
dan membuat usaha sendiri.
Nurul merasa waktu 10 tahun bekerja sudah cukup untuk berguru di
restoran cepat saji Amerika Serikat itu. “Saya mantap keluar karena
ingin mandiri,” ujarnya.
Pada saat yang sama, seorang kawan mengajak Nurul membuat restoran
makanan cepat saji yang mengusung ayam goreng (fried chicken). Ide
tersebut muncul karena pada waktu itu membuka restoran cepat saji atau
fast food menjadi tren di kalangan masyarakat.
Berbekal pengalamannya, Nurul mantap menerima ajakan temannya. Ia
kemudian bertindak sebagai pengembang bisnis, sementara temannya
mengurusi permodalan. Usaha keras mereka membawa hasil. Bisnis mereka
cepat mengembang. Saat ini, Nurul telah memiliki 86 cabang.
Seiring berjalannya waktu, lelaki kelahiran Jepara, 25 Juni 1966 ini
kembali merasa gelisah. Ia tergelitik mengibarkan bendera usaha dengan
membuat restoran fried chicken sendiri. Kali ini dengan potensi pasar
yang berbeda dengan usaha sebelumnya yang menyasar pasar menengah atas.
Pilihannya jatuh ke pasar menengah bawah. Selain pasarnya lebih
besar, segmen tersebut juga belum tersentuh restoran fast food lokal
maupun asing. Pada 21 Februari 2010, Nurul lantas mendirikan usaha
sendiri dengan nama Rocket Chicken di Jalan Wolter Monginsidi, Semarang.
Perkembangan bisnisnya ini di luar perkiraan Nurul. Antusias
masyarakat menyambut bisnis makanan cepat sajinya sangat cujup
menggembirakan. Baru setahun berjalan, Nurul memiliki 83 mitra. Dengan
sistem waralaba, Nurul mengembangkan bisnisnya tampa mengeluarkan modal
uang sepeser pun. “Semuanya hanya didasarkan pada kepercayaan saja,”
ujarnya.
Beruntung, kebanyakan mitranya adalah orang-orang yang mengenal dan
tahu sosok Nurul yang telah berpengalaman dalam bisnis ayam krispi ini.
“Saya cuma jual nama saja, outlet awalnya tak punya,” tandas Nurul.
Bersama mitranya, ayah tiga anak ini hanya menekankan agar
menjalankan bisnis dengan kerja keras, tekun serta jujur. Bila itu
menjadi landasan, Nurul yakni bahwa usaha mereka akan membawa amanah.
Tak cuma bagi karyawan, tapi juga pemilik usaha franchise ayam krispi
Rocket Chicken.
24
Nov
Kisah Sukses Pengusaha Muda “Dunia Maya” Omzet Lebih dari Rp 1,3 M perbulan
Author: tofik // Category: Tugas Kuliah
Disaat
berumur 23 tahun punya bisnis beromzet lebih dari Rp 1,3 miliar
sebulan. Itulah yang kini dialami Rudi Salim. Pria lulusan SMA tersebut
menekuni bisnis yang penuh risiko. Yakni, membiayai kredit untuk
transaksi online.
Kantornya berada di sebuah ruko lantai 3 kawasan elite di Jakarta
Utara . Dia mengatakan lebih senang bekerja di balkon sambil mengamati
keadaan sekitar kantornya. “Di sini banyak sumber inspirasi yang
berseliweran,” katanya.
Semua kendali manajemen perusahaan dan urusan sepele dia lakukan
tanpa suara melalui media internet. Termasuk, mengendalikan karyawannya
di luar kota. Ada delapan cabang di luar kota dengan 32 karyawan dengan
omzet lebih dari Rp 1,3 miliar sebulan.
Usaha penghobi game online tersebut hanya mengandalkan website dan
thread atau lapak di www.kaskus.us dengan tampilan sederhana berupa
tawaran kredit kepada siapa saja yang bertransaksi jual beli via online.
“Sangat efektif kan. Tapi, saya membangun semua ini dari nol dengan modal menjual mobil pemberian orang tua,” jelas owner PT Excel Trade Indonesia tersebut.
Pria yang pernah mencicipi bangku kuliah di fakultas kedokteran
sebuah perguruan tinggi Jakarta selama dua semester itu menjelaskan,
usaha tersebut dimulai dengan kenekatan dirinya membiayai transaksi jual
beli di dunia maya (online) tanpa berjumpa dan kenal orang sebelumnya.
Saat bisnis tersebut dirintis, orang tuanya sempat menentang keras.
“Terutama ibu saya. Sebab, saya putus sekolah dan menjual mobil serta melego salah satu usaha karaoke milik keluarga. Bahkan, ibu sempat bilang tak mau bertemu saya sebelum saya sukses,” kenang pria kelahiran Jakarta 24 April 1987 tersebut.
Uniknya, kata Rudi, inspirasi bisnisnya tersebut justru bukan dari
dunia online. Tapi, dari perbincangan dirinya dengan temannya yang
bekerja di salah satu toko elektronik besar berjaringan nasional yang
menyediakan pembiayaan untuk pembelian barang elektronik dari customer.
Dari perbincangan tersebut, dia melihat potensi yang masih sangat besar
dari bisnis pembiayaan pembelian barang kredit, terutama di dunia
online.
Tapi, bisnis Rudi tak langsung mulus dan lancar. Karena minimnya
pengalaman, dia berkali-kali ditipu orang. “Awalnya, survei saya hanya
melalui telepon berdasar aplikasi dan data yang dikirimkan melalui
e-mail kepada calon debitor ke kantor dan rumah calon debitor,” terang
anak ketiga di antara tiga bersaudara itu.
Benar saja, permintaan pembiayaan kredit barang naik diikuti naiknya
permintaan kredit bodong alias penipuan. Pada awal usahanya didirikan,
sudah ada 60 aplikasi yang masuk dari nasabah di Jakarta, Bogor,
Tangerang, dan Bekasi. Tapi, di antara aplikasi-aplikasi yang diajukan
untuk dibiayai transaksinya kepada perusahaan Rudi, tak sedikit yang
bermasalah. “Karena itu, saya selalu cek aplikasi kredit itu sendiri,”
ujarnya.
Awalnya, kenekatannya dalam berbisnis penuh risiko tersebut
dimanfaatkan orang-orang tidak bertanggung jawab. Beberapa orang sengaja
membuat identitas palsu untuk mengibuli Rudi. Bahkan dia sempat ditipu
sindikat pemalsu kartu kredit dan menderita kerugian hingga Rp 15 juta.
Kala itu, ada seorang ibu yang mengajukan aplikasi online untuk
membeli laptop dengan kredit senilai Rp 10 juta. Semua data cocok,
termasuk saat pengecekan dengan menelepon kantor tempat debitor tersebut
bekerja di salah satu BUMN. “Dia sempat membayar empat kali cicilan dan
selalu tepat waktu,” cerita dia.
Rudi pun percaya kepada “nasabah”-nya tersebut. Karena itu, ketika si
ibu kembali mengambil kredit untuk barang yang sama, dia tidak
berkeberatan untuk membiayai. “Tak saya sangka, ternyata sejak itu dia
menghilang. Kredit laptop keduanya tak dibayar, juga cicilan laptop
pertama. Saya kena tipu mentah-mentah,” ujarnya.
Saat Rudi mendatangi kantor si “nasabah”, orang yang namanya sama
dengan nama si ibu tersebut ternyata tidak tahu apa-apa soal kredit
laptop itu. “Tampaknya, orang yang saya temui itu namanya dicatut si
penipu,” imbuhnya.
Dari berbagai pengalaman menjengkelkan tersebut, Rudi kemudian banyak
memperbaiki sistem pengucuran kredit perusahaannya. Dia lalu merekrut
beberapa orang yang bertugas menyurvei langsung di lapangan. “Kini
sebelum bisa menyetujui kredit nasabah, kami menyurvei secara ketat.
Setelah barang ada, orang tersebut menandatangani perjanjian dan difoto
bersama barangnya,” jelasnya.
Sejak sistem baru diterapkan, Rudi jarang kena tipu lagi. Bahkan,
banyak pelanggan yang merasa puas atas pelayanan yang aman dan nyaman
yang diberikan perusahaan Rudi.
Dalam waktu cepat, nama perusahaan Rudi melejit, terutama di berbagai
forum jual beli secara online. Tanpa harus mengeluarkan biaya promosi,
publikasi atas perusahaan itu cepat menyebar di banyak forum diskusi di
dunia maya maupun dari mulut ke mulut yang pernah merasakan kemudahan
layanannya.
Begitu banyaknya permintaan klien dari luar kota membuat Rudi kembali
memutar otak untuk meraup peluang tersebut. Dia kemudian menggandeng
beberapa moderator daerah di www.kaskus.us untuk menjadi surveyor.
Karena itu, Rudi lalu membuka cabang di delapan kota di luar Jabotabek.
“Kecil kemungkinan para moderator bermasalah karena mereka juga menjaga
reputasinya di dunia maya. Sebab, mereka juga berjualan di forum
tersebut,” tegasnya.
Kini, dia mengembangkan usahanya dengan mulai membiayai permintaan
kredit dari para debitor di bawah usia 17 tahun dengan jaminan orang
tuanya. Yang menarik, sekitar 85 persen permintaan pembiayaan kredit
yang diajukan kepada dirinya, belakangan ini, adalah untuk pembelian
BlackBerry dan handphone (HP). “Sekarang, saya bersiap untuk ekspansi ke
bisnis lain,” tuturnya mantap
2 komentar:
Ini luar biasa saat saya mengira semua telah selesai dengan saya Ibu Iskandar datang untuk menyelamatkan saya. Saya sangat berhutang sejauh orang-orang yang saya pinjam uang dari geng melawan saya dan kemudian membuat saya ditangkap sebagai akibat dari hutang saya. ditahan selama berbulan-bulan maka masa rahmat diberikan kepada saya saat saya dipulangkan dan dibebaskan untuk pergi dan mencari uang untuk membayar semua hutang yang saya terima sehingga saya diberitahu bahwa ada beberapa kreditur sah online sehingga saya harus mencari Karena melalui blog saya berualang kali tertipu tapi ketika saya menemukan Ibu Iskandar CEO ISKANDAR LESTARI LOAN FIRM, Tuhan mengarahkAan saya ke iklannya melalui blog karena daya tarik saya terhadapnya adalah benar-benar mukjizat mungkin karena Tuhan telah melihat bahwa saya memiliki banyak menderita karena itulah dia mengarahkan saya kepadanya. Jadi saya menerapkannya dengan antusias setelah beberapa jam pinjaman saya disetujui oleh Dewan dan dalam dua hari saya dikreditkan dengana jumlah pasti yang saya berikaan untuk semua ini tanpa jaminan tambahan Kredit Tanpa Agunan (KTA) sama seperti saya berbicara dengan Anda sekarang saya telah dapat menghapus semua hutang saya dan sekarang saya memiliki supermarket sendiri, saya tidak memerlukan bantuan orang lain sebelum saya memberi makan atau mengambil keuangan apa pun keputusan saya tidak punya urusan dengan Polisi lagi saya sekarang adalah wanita merdeka. Anda ingin mengalami kemandirian finansial seperti saya silahkan hubungi Ibu melalui BBM-nya: {D8980E0B} atau melalui email perusahaan: (iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com) Anda tidak dapat memperdebatkan fakta bahwa di dunia kesulitan ini Anda memerlukan seseorang untuk membantu Anda mengatasi gejolak keuangan dalam hidup Anda dengan satu atau lain cara, jadi saya memberi Anda mandat untuk mencoba dan menghubungi Ibu Iskandar di alamat di atas sehingga bisa mengatasi kemerosotan keuangan dalam hidup Anda. Anda bisa menghubungi saya melalui email berikut: (anggaannisa1979@gmail.com)) selalu bersikap positif dengan Ibu Iskandar dia akan melihat Anda melalui semua tantangan finansial Anda dan kemudian memberi Anda sebuah tampilan baru finansial.
Detail Kontak Penuh:
Perusahaan: ISKANDAR LESTARI LOAN FIRM (ISKANDAR LENDERS)
Email: {iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com}
BBM INVITES: {D8980E0B}
: {4424AA}
Alamat Facebook: {www.facebook.com/iskandar.lesteri.7}
Website: {iskandarlestari.wordpress.com}
TESTIMONI OLEH
Penerima Manfaat: Angga Annisa
Email: {anggaannisa1979@gmail.com}
terimakasih telah berbagi informasi seputar wirausaha, sekaligus cerita hidup yang menginspirasi...
Aplikasi Kasir Restoran Gratia
Posting Komentar